Bagi kamu yang ingin tahu apa filsafat Pancasila? Kenapa Pancasila sebagai Sistem Filsafat? semua akan di ulas disini. Silahkan baca pelan - pelan dan dipami dengan baik. Selamat membaca...
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Setiap
bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan
yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup (filsafat hidup).
Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan-persoalan
yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana memecahkan
persoalan-persoalan tadi. Tanpa memiliki pandangan hidup maka suatu bangsa akan
merasa terombang-ambing dalam menghadapi persoalan-persoalan besar yang pasti
akan timbul, baik persoalan-persoalan di dalam masyarakatnya sendiri, maupun
persoalan-persoalan besar umat manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa
di dunia ini. Dengan pandangan hidup yang jelas sesuatu bangsa akan memiliki
pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi,
sosial, dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan
berpedoman pada pandangan hidup itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya.
Di
samping itu, maka Pancasila juga sekaligus menjadi tujuan hidup bangsa
Indonesia. Pancasila bagi kita merupakan pandangan hidup, kesadaran dan
cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan watak yang sudah berakar di dalam
kebudayaan Indonesia. kehidupan bermasyarakat yang bahagia. Dan bukan hanya
kehidupan antara manusia dengan manusia tapi juga hubungan antara manusia
dengan Tuhanya, manusia dengan alamnya dan hubungan manusia dengan kemajuan
hidupnya dan kebahagiaan rohaniyah.
Pancasila
sebagai filsafat negara Indonesia, bukan semata-mata keluar begitu saja tanpa
landasan-landasan yang masuk akal. Tapi secara mendalam Pancasila sebagai
pandangan hidup mempunyai landasan yang betul-betul kuat dalam kehidupan kita,
yaitu : Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Kelima
konsep ini disebut juga unsur dasar Pancasila.
Pada
garis besarnya seluruh pandangan hidup itu tanpa terkecuali bersumberkan pada
salah satu sumber yang paling utama. Seperti contoh pedoman hidup ajaran agama,
dan semuanya berpedoman pada agamanya masing-masing seperti islam yang
berpedoman pada ajaran-ajaran agama islam, agama kristen juga berpedoman pada
ajaran-ajaran agama kristen dan agama-agama yang lainya juga. Dan pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa indonesia bersumberkan pada filsafat sama sekali
bukan bersumber pada agama manapun. Oleh karena itu, sebelum kita membahas
tentang pandangan hidup lebih jauh lagi lebih baik kita membahas tentang
filsafat itu sendiri dulu, seperti apakah filsafat? Objek apa sajakah yang
dibahas oleh filsafat? Seperti apakah metode-metodde yang digunakan, dan
sebagainya?
Filsafat itu artinya bisa dilihat dari dua sudut pandang yaitu dari arti bahasa
(etimologi) dan dari arti istilah (terminologi). Menurut arti
bahasa filsafat atau phylosophy itu, berasal dari bahasa Yunani yang
artinya philia = mencintai, menyayangi atau love dan sophia =
kebijaksanaan dan hikmah, yang jika digabung artinya adalah cinta kepada
kebijaksanaan. Dan menurut arti istilah, banyak para ahli yang berpendapat
tentang filsafat menurut istilah yaitu:
- Socrates, membatasi makna filsaft sebagai “usaha mengenai pengertian (sejati) untuk mencapai kebijaksanaan”.
- Plato, mendefinisikan filsafat sebagai “pengetahuan segala yang ada”.
- Aristoteles, membatasinya sebagai berikut “Ilmu yang menyelidiki sebab dan asa segala benda”.
- Al-farabi merumuskanya sebagai “ilmu pengetahuan alam yang maujud (realitas) dan bertujuan menyelidiki hakekat maujud atau realitas yang sebenar-benarnya”.
- Notonegoro mendefinisikan filsafat sebagai “ilmu pengetahuan yang hendak menelaah obyeknyadari sudut yang terdalam, yang tetap tak berobah, yang disebut hakekat”.
Dan
masih banyak pendapat dari para ahli yang lainya…..
Dari hasil penelaahan terhadap beberapa batasan filsafat sebagaimana di atas
Endang Syaifudin Anshari (ESA) menyimpulkan bahwa: Filsafat ialah “ilmu
istimewa”, yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh
ilmu pengetahuan biasa, karena masalah-masalah yang termasuk di luar ilmu
pengetahuan biasa.
CIRI-CIRI
BERFIKIR FILSAFAT
- Kritis, diawali dari pertanyaan biasanya pertanyaan yang berhubungan dengan masalah kehidupan manusia. Dan ketika pertanyaan itu dijawab jawaban itu tidak diterimanya begitu saja namun terus ditanyakan sampai mentok atau sampai jawaban itu sudah tidak bisa ditanyakan lagi.
- Radikal, radikal berasal dari kata “radix” yang artinya akar. Berfikir secara radikal artinya berfikir sangat jauh sampai pada akar-akarnya. Sampai benar-benar puas, benar-benar dalam pada inti objek yang dipertanyakan. Pada intinya berfikir radikal itu ujung yang paling akhir dari berfikir kritis.
- Koheren, yaitu menyusun bagan atau kerangka tentang objek yang akan dipertanyakan dan itu beruntun tidak bertentangan.
- Rasional, yang tersusun dari suatu bagan yang logis dan bisa dipertanggung jawabkan.
- Komprehensif, artinya kesimpulan yang tidak setengah-setengah melainkan menyeluruh.
- Spekulatif, yaitu menduga-duga jauh kedepan melalui prediksi-prediksi yang disusun secara rapi.
- Sistematis, karena filosofis itu terdiri dari bagan-bagan maka filosofis itu sistematis yang artinya bagan-bagan itu saling berkaitan satu sama lain membentuk satu kesatuan yamg utuh.
OBJEK
FILSAFAT
Semua ilmu yang ada pastinya mempunyai objek yang diselidikinya termasuk juga
filsafat. Pada dasarnya objek objek yang dibahas pada ilmu pengetahuan dan
filsafat adalah objek materia = alam semesta dan manusia dan objek forma =
sudut pandang dari sudut manakah yang diteliti dari suatu ilmu pengetahuan
tetentu. Baik ilmu pengetahuan ataupun filsafat sama-sama mempunyai objek
materia yaitu manusia dan alam semesta, namun pada objek formal ilmu
pengetahuan biasanya mempunyai batasan-batasan tertentu berbeda dengan
filsafat. Misalkan saja ilmu ekonomi yang dibatasi dengan sisi manusia
berinteraksi dengan sesamanya dan cara memenuhi kebutuhan hidup, pada ilmu
psikologi yang dibatasi dengan gejala-gejala jiwa manusia dan tingkah laku
manusia dan ilmu pengetahuan yang lainya juga. Perbedaanya dengan filsafat
adalah mengkaji tentang manusia yang benar-benar sampai akarnya tidak ada
batasan tertentu seperti pada ilmu pengetahuan.
METODA
FILSAFAT
Selain berbeda pada objeknya metoda
yang digunakan filsafat juga mempunyai perbedaan yang menyolok dengan ilmu
pengetahuan. Perbedaanya adalah ilmu pengetahuan itu metodanya berdasarkan
pengalaman, test, percobaan, wawancara, observasi dan penelitian-penelitian
yang mempunyai bukti pada metodanya. Sedangkan filsafat menggunakan metoda yang
berfikir secara murni, dan perenungan tidak menggunakan observasi-observasi
atau penelitian seperti pada ilmu pengetahuan.
PERSOALAN
HIDUP MANUSIA
Ada tiga persoalan hidup yang dimiliki manusia yaitu:
- Persoalan hidup untuk menghadapi diri sendiri.
- Persoalan hidup untuk menghadapi sesama manusia.
- Persoalan hidup untuk menghadapi Tuhan.
Tiga
persoalan pokok diatassemua manusia pasti menghadapinya, bukan hanya bangsa
Indonesia saja yang dapat merasakanya, namun dalam hal ini bangsa Indonesialah
pertama-tama yang memikirkan dan merumuskanya sebelum proklamasi kemerdekaan.
Pancasila itu adalah simpulan dari kehidupan manusia yang dihasilkan dari
perenungan yang dilakukan menjelang proklamasi. Jadi pada intinya Pancasila itu
adalah hasil dari rumusan yang sangat mendalam para tokoh kenegaraan Indonesia
terdahulu, yang bisa juga disebut dengan Pancasila adalah suatu rumusan yang
diperoleh secara ilmu filsafat, atau suatu yang didapat dari perenungan yang
benar-benar mendalam dan kritis.
Tiga
hal persoalan hidup manusia yang menjadikan lima hal inti pokok Pancasila
secara sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut.
- Persoalan hidup untuk menghadapi diri sendiri
Persoalan
pertama yang dihadapi manusia adalah persoalan untuk menghadapi dirinya
sendiri. Pada dasarnya semua manusia itu ingin hidup secara manusiawi sesuai
dengan hal-hal yang diinginkanya sesuai dengan hati nuraninya. Sehingga manusia
itu selalu berusaha untuk selalu memenuhi apa yang diinginkan hati nuraninya
dan usaha seperti itu disebut “berkemanusiaan yang adil terhadap dirinya
sendiri”. Namun, setiap manusia mempunyai cara yang berbeda untuk memenuhi
keinginan hati nuraninya tergantung masalah dan keadaan yang dihadapinya.
2.Persoalan hidup menghadapi sesama manusia
Persoalan
hidup yang kedua yaitu persoalan hidup dalam menghadapi sesama manusia, dan hal
ini ada kaitanya dengan manusia sebagai makhluk sosial. Dan dalam hal ini ada
empat hal yang mestinya diperhatikan lebih jauh lagi. Hal pertama adalah pada
dasarnya manusia hidup sesama itu pasti mempunyai suatu perkumpulan baik itu
perkumpulan kecil seperti keluarga atau perkumpulan besar seperti negara,
karena manusia itu selalu ingin hidup bersama-sama dan saling berkasih sayang.
Dan sikap hidup yang seperti ini biasa disebut dengan istilah
“berperikemanusiaan yang adil dan beradab”. Hal kedua yang perlu diperlu
diperhatikan adalah bahwa manusia itu selalu mempunyai usaha untuk selalu
bersatu demi terbentuknya kesatuan. Usaha ini disebut dengan istilah
“berperrsatuan”, adanya usaha untuk bersatu. Hal ketiga yang perlu diperhatikan
adalah dengan adanya keinginan untuk selalu bnersatu maka dibutuhkan
aturan-aturan untuk mengaturnya, dan untuk itu maka dibuat pemerintahan untuk
mengatur warga negaranya agar warga negaranya tetap bersatu, adil, damai, dan
makmur. Dan hal ini biasa disebut dengan istilah “kerakyatan”. Dan hal yang
keempat yang harus juga diperhatikan pada masalah ini adalah adanya tuntutan
dari setiap manusia untuk perlakuan adil terhadap dirinya, dan masyarakat juga
menuntut dirinya untuk bisa bersikap adil. Bila manusia diruntut untuk bersikap
adil terhadap manusia lain, berarti secara tidak langsung apa yang dituntut itu
juga ada dalam dirinya, dan karena manusia itu menuntut perlakuan adil berarti
manusia itu mempunyai pengertian “adil” didalam hati nuraninya. Apabila sifat
adil selalu ingin dilaksanakan dalam semua tata kehidupan manusia, maka manusia
itu dalam dirinya mempunyai konsep-konsep keadilan, yang biasa disebut dengan
istilah “berkeadilan”, yaitub selalu memberikan sesuatu yang menjadi haknya.
Keadilan ini jika tumbuh dalam masyarakat dalam pergaulan hidup bersama, baik hubungan
antar individu, atau negara terhadap individu, maupun individu terhadap negara,
yang bertujuan kesejahteraan bersama disebut “keadilan sosial”
3.
Persoalan hidup menghadapi Tuhan yaitu
Persoalan
hidup yang ketiga yaitu persoalan hidup menghadapi Tuhan, menghadapi dzat yang
benar-benar paling berkuasa di luar diri manusia. Pada dasarnya setiap manusia
itu meyakini dan mempercayai bahwa ada dzat yang menguasai diri mereka dan
semua yang ada di dunia ini yaitu Tuhan. Percaya dan meyakini adanya Tuhan inilah
yang disebut dengan konsep ketuhanan, sehingga disebut “berketuhanan”. Pada
tahap selanjutnya pengakuan itu diwujudkan dengan perbuatan, dan pemikiran
manusia selanjutnya dapat meyakini juga bahwa Tuhan itu Esa, hal ini dibimbing
dalam ajaran gama-agama dan bisa dirumuskan dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Dan selanjutnya setelah mengakui adanya Tuhan manusia itu menginginkan suatu
kebahagiaan yang datangnya dari Tuhan, sehingga manusia mempunyai keyakinan
bahwa apabila manusia menjalankan perintah dan aturan-aturan Tuhan maka niscaya
akan dituruti pula keinginanya. Oleh karena itu manusia mempunyai kesadaran
untuk memenuhi perintah Tuhan. Dan pada dasarnya semua manusia itu tanpa
terkecuali dalam hati nuraninya mempunyai kepercayaan terhadap adanya Tuhan.
Meskipun ada juga beberapa manusia yang dalam pernyataanya tidak mengakui
adanya Tuhan, suatu saat bila dia merasa terancam keamananya oleh alam, pasti
dalam hati nuraninya timbul suatu pengharapan adanya pertolongan dari suatu
Dzat yang berkuasa diluar dirinya. Dalam keadaan seperti itu sadar atau tidak
sesungguhnya secara tidak langsung berarti manusia itu didalam hati nuraninya
yang paling dalam mengakui adanya Tuhan, karena pada saat itu dia dalam hati
nuraninya bahwa akan ada sang penolong . Untuk apa dia minta tolong, jika
dia tidak meyakini bahwa sang penolong itu ada.
TATA
KEHIDUPAN MANUSIA
Dengan
penjelasan tiga permasalahan manusia diatas, jelaslah bahwa pada tata kehidupan
manusia adalah sama, baik diakui atau tidak memang demikian keadaanya, hanya
bangsa Indonesialah pertama yang merenungkannya. Dari uraian tiga permasalahan
manusia diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Persoalan
menghadapi diri sendiri
- Berkemanusiaan yang adil terhadap diri sendiri
Persoalan
menghadapi sesama manusia
- Berkemanusiaan yang adil terhadap sesama
- Berpersatuan
- Berkeluargaan dan berkerakyatan
- Berkeadilan, dan juga berkeadilan sosial.
Persoalan
menghadapi Tuhan
- Berketuhanan
- Berkemanusiaan adil terhadap Tuhan
Dalam
tiga persoalan manusia tersebut, terdapat tujuh konsep dasar yang kemudian
diringkas menjadi lima yang sama yaitu kemanusiaan, sehingga rasa
kemanusiaan selalu ada, baik menghadapi diri sendriri, sesama manusia, maupun
terhadap Tuhan. Dan pada akhirnya konsep itu diringkas menjadi unsur dasar pancasila,
yaitu:
- Kemanusiaan
- Persatuan
- Kerakyatan
- Keadilan
- Ketuhanan
Kelima
unsur mutlak ini yang pada akhirnya merupakan bahan dasar untuk membentuk
rumusan Pancasila.
PANCASILA
SEBAGAI PANDANGAN HIDUP
Pancasila sebenarnya sudah dapat
memenuhi persyaratan untuk menjadi pandangan hidup, karena sudah memenuhi
persyaratan-persyaratanya dan dua sumberpokok yang sudah ada yaitu keyakinan
hidup dan tujuan hidup yang dicita-citakanya telah lengkap. Menurut Roeslan
Abdulganidi dalam filsafat pancasila telah memenuhi segala persyaratan untuk
disebut pedoman hidup, karena masing-masing silanya saling berkaitan, hingga
benar-benar menjadi satu kesatuan. Dan pendapat ini dikuatkan oleh pendapat
Muhammad Yamin bahwa pancasila benar-benar suatu sistem filsafat,dimana kelima
silanya tersusun secara harmonis.
Pancasila adalah pedoman hidup bangsa Imdonesia yang asli bersumberkan dari
filsafat bukan dari sumber utama yang lainya, karena pada hakikatnya filsafat
itu bersumber pada hati nurani manusia yang paling dalam dan filsafat itu
mempelajari tentang manusia secara total baik tentang manusia sebagai makhluk
individu, makhluk sosial ataupunmanusia sebagai makhluk Tuhan.
Pancasila sebagai sistem filsafat itu memang benar adanya karena pancasila
terbentuk karena adanya pemikiran yang secara filsafat tentang seperti
apa manusia hidup dan apa saja yang dibutuhkan manusia untuk bisa bertahan
hidup dengan baik?. Dan karena pemikiran-pemikiran yang filsafat itu dirumuskan
menjadi lima unsur pokok yang sekarang menjadi “Pancasila”, jadi intinya
Pancasila itu ada karena sistem filsafat atau karena pemikiran filsafat yang
kemudian menjadi lima unsur pokok yang saling berkaitan dan tersusun
sangat harmonis antara sila satu dan sila yang lainya.
Nah bagaimana dengan materi yang sudah saya rangkai sedetail tersebut silahkan like dan share ilmu pengetahuan yang menambah wawasan kamu . Semoga Sukses....